Hutan Terakhir

aku adalah hutan terakhirmu, hutan lainnya telah kau musnahkan untuk memenuhi tuan target produksimu diujung sana untuk mengejar tuan target profitmu diujung sini yang tak pernah merasakan puas dan kenyag karena nyawanya adalah kapitalisme perutnya adalah materialisme, lidahnya adalah konveyor, tangannya bechloader, kakinya truk balak memuatku tiap hari, memuatku tiap jam memuatku tiap menit, memuatku tiap detik, mengolahku jadi kertas, mengolahku jadi tissue, mengolahku jadi multipleks, mengolahku jadi rumah, mengolahku jadi kursimeja lemari ranjang lalu sipa menanamku??????
aku musnah dan isiku musnah monyetku musnah, harimauku musnah, gajahku musnah, burung-burungku musnah biar kita hitung berapa harga monyet, berapa harga harimau, gajah dan burung-burungmu
hah… bagaimana membayar suatu kehidupan yang telah kau rusak dan musnahkan semua tak peduli karena aku hanyalah hutan investasi lebih penting daripada aku karena aku hanyalah hutan perkebunan lebih penting karena aku hanyalah hutan menyamakan persepsi dulu tentang kerusakanku? lelucon apa ini?
menyelamatkanku lebih dulu tidak penting? karena aku hanyalah hutan apakah habis dan luluh lantaknya kami belum bisa menyamakan persepsi itu?
selang beberapa tahun kemudian……….
tuan target produksi dan target profit datang menemuiku bersama kaki dan tangannya
mengambilku…………..ohh……………..inikah persepsi tuan………….

Tinggalkan komentar